Paradox Digital Campus

Ward dan Pepard dalam bukunya Strategic Planning for Information System mengatakan,  untuk  mendukung  strategi bisnis sebuah  perusahaan  diperlukan suatu strategi Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi. Tidak hanya perusahan yang berorientasi kepada keuntungan materi, dunia pendidikan pun ikut serta menerapkan Sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) sebagai senjata dalam memenangkan competitive advantage. Universitas Pesantre Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) Jombang yang bercita-cita untuk mampu bertahan dan memenangkan competitive advantage, salah satu modal untuk memenangkan competitive advantage tersebut yaitu dengan sistem informasi dan tekologi informasi.
Penerapan sistem informasi dan teknologi informasi d (SI/TI) di yakini dapat menunjang proses organisasi perguruan tinggi yang efektif dan efesien. SI/TI dapat digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar, proses akademis, proses administrasi, pengelolaan pengetahuan yang ada sampai dengan proses pendukung keputusan para steakholder. Begitu pula dengan penerepan e-learning (pembelajaran elektronik), diharapkan mampu menjadi solusi persoalan proses belajar mengajar dikampus, seperti keterbatasan kelas, waktu dan kemandirian peserta didik. E-learning diyakini sebagai obat mujarab yang efektif dan efisien.
Sistem belajar yang semula dilakukan secara nyata dirubah menjadi system online, Investasi besarpun dikeluarkan untuk membangun e-learning sebagai bagian dari proses digitalisasi kampus. Mulai dari pembangunan infrastruktur Teknologi informasi, server, networking dan lain sebagainya dilakukan untuk menunjang aktifitas organisasi dan peningkatan proses belajar mengajar, yang tentunya membutuhkan investasi yang tidak sedikit.
Setelah e-learning dibangun dengan baik ternyata persoalan tidak berhenti begitu saja, masalah non-teknis yang lain pun muncul. Para aktor yang terlibat dalam sistem tersebut seperti dosen, staf akademik, mahasiswa harus lagi mengeluarkan biaya agar dapat ikut serta dalam proses elearing dan digitaliasi kampus sedangkan alokasi dan anggaran untuk hal tersebut tidak ada.
Dosen misalnya, dia harus mengeluarkan dana untuk koneksi internet dan proses online lainnya, dimana anggaran pada proses aktifitas yang dahulunya tidak ada menjadi ada, sedangkan pemasukan dan gaji tetap tidak ada peningkatan. Disisi lain, waktu kerja semakin bertambah dan waktu untuk keluarga berkurang karna setiap saat harus melayani pertanyaan dan konsultasi mahasiswa secara online, waktu sosialisasi dengan para tetangga dan lingkungan ikut serta berkurang. Paradoks I.T kah ini?
Lantas pertanyaan lain muncul, apakah benar Sistem Informasi dan teknologi informasi mempunya manfaat yang cukup besar, apakah seimbang antara investasi penerapan SI/TI dengan Manfaat yang diperoleh. Tentunya jika di ukur dari manfaat yang tangible maka manfaat IT tidak setara dengan investasi yang dikeluarkan dan tidak memberi manfaat yang signifikan. Namun secara nilai intangible SI/TI memberikan cukup besar, dimana manfaat dari nilai tersebut tidak di ukur, seperti peningkatan inovasi, band image, kemandirian dan lainnya.
Penulis :
Mohamad Ali Murtadho, Mahasiswa Magister Teknik Informatika Angkatan IV fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia, sekaligus staf pengajar di Prodi Sistem Informasi fakultas teknik UNIPDU Jombang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.